2013 The Year of Divine Breakthrough

Rabu, 06 Februari 2013

GORESAN MOBIL



Tersebutlah seorang pengusaha muda dan kaya. Ia baru saja membeli mobil mewah, sebuah Jaguar yang mengkilap. Kini, sang pengusaha sedang menikmati perjalanan dengan mobil baru itu. Dengan kecepatan penuh, dipacunya kendaraan itu mengelilingi jalanan tetangga sekitar dengan penuh rasa bangga dan prestise.
Di pinggir jalan, tampak babarapa anak yang sedang bermain sambil melempar sesuatu. Namun, karena berjalan terlalu kencang, tak terlalu diperhatikan anak-anak itu. Tiba-tiba, dia melihat seorang anak kecil yang melintas dari arah mobil-mobil yang diparkir di jalan. Tapi, bukan anak-anak yang tampak melintas sebelumnya.
“Buk...!” Aah..., ternyata ada sebuah batu seukuran kepalan tangan yang menimpa Jaguar itu yang dilemparkan si anak itu. Sisi pintu mobil itupun koyak, tergores batu yang dilontarkan seseorang.
“Ciittt....” ditekannya rem mobil kuat-kuat. Dengan geram, dimundurkannya mobil itu menuju tempat arah batu itu dilemparkan. Jaguar yang tergores bukanlah perkara yang sepele. Apalagi kecelakaan itu dilakukan orang lain, begitu pikir sang pengusaha dalam hati.
 Amarahnya memuncak. Dia pun keluar mobil dengan tergesa-gesa. Ditariknya anak yang tahu telah melempar batu ke mobilnya, dan dipojokkannya anak itu pada sebuah mobil yang diparkir.
“Apa yang kau lakukan? Lihat perbuatanmu pada mobil kesayanganku!!”
“Lihat goresan itu”, teriaknya sambil menunjuk goresan di sisi pintu. “Kamu tentu paham, mobil baru Jaguarku ini akan butuh banyak ongkos di bengkel untuk memperbaikinya”. Ujarnya lagi dengan kesal dan geram, tampak ingin memukul anak itu.
Si anak tampak menggigil ketakutan dan pucat, dia berusaha untuk meminta maaf.
“Maaf pak, maaf. Saya benar-benar minta maaf. Sebab saya tidak tahu lagi harus melakukan apa”. Air mukanya tampak ngeri, dan tangannya memohon ampun.
“Maaf pak, aku melempar batu itu, karena tak ada seorang pun yang mau berhenti...” Dengan air mata yang mulai berjatuhan di pipi dan leher, anak itu menunjuk ke satu arah, di dekat mobil-mobil parker tadi.
“Itu disana ada kakakku yang lumpuh. Dia tergelincir, dan terjatuh dari kursi roda. Saya tidak kuat mengangkatnya, dia terlalu berat, tapi tak seorang pun mau menolongku. Badannya tak mampu ku papah, dan sekarang dia sedang kesakitan”. Kini ia mulai terisak.
Dipandangnya pengusaha tadi. Matanya berharap pada wajah yang mulai tercenung itu.
“Maukah Bapak membantuku mengangkatnya ke kursi roda? Tolonglah, kakakku terluka, tapi saya tak sanggup mengangkatnya”.
Tak mampu berkata-kata lagi, pengusaha muda itu terdiam. Amarahnya mulali sedikit reda setelah dia melihat seorang lelaki yang tergeletak yang sedang menggerang kesakitan. Kerongkongannya tercekat. Ia hanya mampu menelan ludah. Segera ia berjalan menuju lelaki tersebut, diangkatnya si cacat itu menuju kursi rodanya. Kemudian, diambilnya sapu tangan mahal miliknya, untuk mengusap luka di lutut yang memar dan tergores, seperti sisi pintu Jaguar kesayangannya. Setelah beberapa saat, kedua anak itu pun berterima kasih, dan mengatakan bahwa mereka akan baik-baik saja.
“Terima kasih dan semoga Tuhan akan membalas perbuatan Bapak”.
Keduanya berjalan beriringan, meninggalkan pengusaha yang masih nanar menatap kepergian mereka. Matanya terus mengikuti langkah sang anak yang mendorong kursi roda itu, melintasi jalan menuju rumah mereka.
Berbalik arah, pengusaha tadi berjalan sangat perlahan menuju Jaguar miliknya. Ditelusurinya pintu Jaguar barunya yang telah tergores oleh lemparan batu tersebut, sambil merenungkan kejadian yang baru saja dilewatinya. Kerusakan yang dialaminya bisa jadi bukanlah hal sepele, tapi pengalaman tadi menghentakkan perasaannya. Akhirnya ia memilih untuk tidak menghapus goresan itu. Ia memilih untuk membiarkan goresan itu, agar tetap mengingatkannya pada hikmah ini. Ia menginginkan agar pesan itu tetap nyata terlihat:”Janganlah melaju dalam hidupmu terlalu cepat, karena seseorang akan melemparkan batu untuk menarik perhatianmu”.
Teman, sama halnya dengan kendaraan, hidup kita akan selalu berputar, dan dipacu untuk tetap berjalan. Di setiap sisinya, hidu itu juga akan melintasi berbagai macam hal dan kenyataan. Namun adakah kita memacu hidup kita dengan cepat, sehingga tak pernah ada masa buat kita untuk menyelaraskannya, untuk melihat sekitar? Tuhan akan selalu berbisik dalam jiwa dan berkata lewat kalbu kita. Kadang, kita memang tak punya waktu untuk mendengar, menyimak dan menyadari setiap uluran-Nya. Kita kadang terlalu sibuk dengan bermacam urusan, memacu hidup dengan penuh nafsu, hingga lupa pada banyak hal yang melintas.
Teman. Kadang memang akan ada yang “melempar batu” buat kita agar kita mau dan bisa berhenti sejenak. Semuanya terserah pada kita. Mendengar bisikan-bisikan dan kata-kata-Nya, atau menunggu ada yang melempar batu-batu buat kita.

Senin, 04 Februari 2013

APA YANG HARUS KITA PERBUAT DI MASA SUKAR SEPERTI SEKARANG INI?



Semua orang tentu mengerti dan memahami bahwa kita pada saat ini sedangn hidup di masa sukar. Harga-harga kebutuhan sehari-hari melonjak seiring dengan naiknya BBM. Harga minyak di pasaran dunia sudah mencapai lebih dari US $ 130 per barrel. Jumlah rakyat miskin di Indonesia bukan semakin berkurang tetapi semakin bertambah terus dari hari ke hari. Hal ini memicu tingkat kriminalitas yang semakin meningkat di pelbagai daerah dalam keadaan krisis multi dimensi semacam ini, apakah yang ahrus kita lakukan sebagai anak Tuhan?

Krisis Samaria
                Bicara soal krisis multi-dimensi, P.L. mencatat tentang sebuah krisis yang jauh lebih parah dari krisis yang sedang terjadi di Negara kita sekarang ini. Kitab 2 Raja-Raja 6:24-29 mencatat tentang krisis multi dimensi yang sangat dahsyat ketika kota Samaria (ibu kota Isrel Utara) dikepung raja Benhadad dari Aram.
                Sembako bukan lagi teramat sangat mahal, tetapi tidak ada barangnya, sampai-sampai rakyat memakan kepala keledai dan kotorang merpati!
                Bukan itu saja, krisis moral yang sangat parah juga terjadi di Samaria. Hal ini dibuktikan dari kisah tentang dua ibu yang saling janji untuk menyembelih anak kandungnya guna dijadikan pengisi perut. Dengan teganya ibu yang pertama membunuh anaknya untuk dijadikan makanan, namun ketika tiba giliran ibu yang ke dua, ia ingkar janji sehingga keduanya bertengkar.
                Kisah tentang krisis Samaria ini berakhir dengan happy-end melalui pernyataan kuasa Tuhan yang luar biasa dimana akhirnya harga sembako jadi teramat sangat murah (padahal kemarin sembako sudah lenyap di pasaran).

Ada lima prinsip rohani yang perlu kita pegang dan praktekkan di masa yang sukar seperti sekarang ini.

Dimasa krisis jangan mencari kambing hitam
                Ketika berhadapan dengan krisis multi demensi, raja Yoram mencari kambing hitam. Ia menyalah-nyalahkan Tuhan. Karena Tuhan ada di sorga tidak bisa dilihat, maka raja Yoram mengarahkan kemarahannya kepada nabi Elisa, itulah sebabnya Yoram pergi hendak membunuh nabi Elisa (2Raja-raja 6:31-33). Naluri alamiah manusia yang sudah jatuh dosa memang “mencari kambing hitam”. Contoh – pada waktu ekonomi Jerman tahun 30-an amat terpuruk, Hitler mengkambing hitamkan orang Yahudi.
                Alkitab menyatakan bahwa masa sukar tidak bisa tidak harus terjadi sebagai bagian dari tanda akhir zaman (2 Timotius 3:1-5). Akibat dosa yang semakin memuncak, timbullah pelbagai krisis multi dimensi di muka bumi ini. Mencari siapa kambing hitamnya sama sekali tidak akan memecahkan masalah, malah menambah masalah saja. Jadi, jangan cari kambing hitam!

Di masa krisis pertahankan iman
                Dalam 2 Raja-raja 7 : 1-2 kita membaca bagaimana ajudan raja Yoram sama sekali tidak percaya terhadap nubuat nabi Elisa yang menyatakan besok harga sembako akan jadi sangat murah. Dengan penuh ketidakpercayaan, ajudan raja ini mengejek nabi Elisa. Dari dua ayat ini kita mendapatkan sebuah pelajaran penting: Dalam keadaan krisis multi dimensi, iman harus dipertahankan dan ditumbuhkan, sebab hal inilah yang merupakan pegangan yang kuat untuk mengatasi krisis.
Tanpa iman (seperti yang terjadi pada diri ajudan raja Yoram), orang akan sulit sekali mengatasi krisis multi dimensi. Kita mendengar dan membaca pelbagai kisah pilu di tanah air mengenai: Ibu yang meracuni anak-anaknya lalu ia sendiri minum racun karena tekanan ekonomi. Kita juga membaca tentang seorang anak SMP yang gantung diri karena malu tidak bisa bayar uang sekolah. Semuanya itu terjadi karena mereka tidak mempunyai bekal iman di masa krisis.

Dimasa krisis lakukanlah sesuatu
Di luar gerbang Samaria ada 4 orang kusta yang menghadapi dilemma pelik. Kalau diam saja mereka mati kelaparan, sebab di dalam kota Samaria juga ada kelaparan hebat. Jadi, jangan diam melulu, pergi ke kemah orang Aram, dengan dua kemungkinan: mati atau dibelas kasihani. Ternyata empat orang kusta ini dipakai Tuhan untuk membawa berita kelepasan dan kemenangan yang luar biasa (2 Raja-raja 7:3dst).
                Pelajaran penting yang dapat kita petik dari empat orang kusta ini adalah: dimasa krisis, jangan diam saja, do something! Perhatikan 2 Raja-raja 7:3 – Mengapa kita duduk-duduk di sini sampai mati? Ini bukan kata-kata biasa! Ini kata-kata yang menunjukkan adanya “fighting-spirit” yang mantap. Coba bedakan dua kalimat yang hamper sama namun amat beda artinya:
Ø  Biarlah kita duduk diam di sini sampai mati – konotasinya negative
Ø  Mengapa kita duduk diam saja disini sampai mati? – konotasinya positif, artinya:
§  Jangan mati sebelum berjuang habis-habisan
§  Lebih baik berusaha dari pada berdiam diri saja
Ada dau pilihan di masa krisis, manakah yang kita pilih?? Duduk diam saja , atau do something??

Di masa krisis tetaplah menabur
                Ketika empat orang kusta itu sampai di perkemahan tentara Aram, mereka melihat tempat logistiknya yang sangat banyak. Dalam tempo sekejap, nasib mereka berubah: Dari papa menjadi kaya raya! Namun dalam 2 Raja-raja 7:9 mereka menunjukkan sikap positif : Mereka tidak mau kelimpahan itu hanya dinikmati sendiri, tetapi mereka membaginya juga bagi seluruh penduduk Samaria!
                Empat orng kusta ini tidak egois dalam arti menikmati berkat untuk diri sendiri saja. Tetapi banyak orang pada di waktu krisis menampakkan wajah egoisnya dengan tidak mau member dan berbagi dengan orang lain padahal semua yang diberikan itu merupakan “benih” yang akan Tuhan tumbuhkan pada waktunya. Kalau tidak ada benih yang ditanam, bagaimana akan menuai?? Contoh jelas menabur dimasa krisis dapat kit abaca dalam kisah janda Sarafat dan nabi Elisa (1 Raja-raja 17:13-16). Pada waktu janda ini memberikan dalam bentuk roti kecil, ia menabur benih yang kemudian jadi panen besar dalam bentuk tepung & minyak yang tidak habis-habis.

Di masa krisis jangan batasi kuasa Tuhan
                Lihat 2 Raja-raja 7 : 17-22 ajudan raja Yoram mati diinjak-injak rakyat yang jadi liar dan sukar dikendalikan karena kelaparan. Pertanyaannya: Apa dosa ajudan raja ini? Ia tidak membunuh, juga tidak mencuri dan berzinah. Dosanya hanya satu : membatasi kuasa Allah! Di masa krisis, jangan sekali-kali kita membatasi kuasa Allah, sebab Ia punya 1001 macam cara untuk menolong & memberkati umatnya!
                Dalam bahasa mandarin, krisis adalah Wei-ji yang terdiri dari dua kata yaitu wei = bahaya dan Ji = kesempatan. Dipisah dua kata ini memiliki arti yang sangat berbeda tetapi apabila disatukan artinya menjadi lain: dalam bahaya ada kesempatan. Kesempatan apa? Kesempatan Tuhan menyatakan kuasaNya yang tak terbatas. Di masa krisis seperti sekarang ini, tetap peliharalah iman, pengharapan dan kasih (1 Korintus 13:13) yang menjadi chanel turunnya berkat & pertolongan Tuhan.

Minggu, 03 Februari 2013

JATI DIRI

Tetapi Musa berkata kepada Allah: "Siapakah aku ini, maka aku yang akan menghadap Firaun dan membawa orang Israel keluar dari Mesir?" (Kel. 3:11).

Film-film kartun Walt Disney sangat terkenal dan digemari banyak orang karena selain menghibur, film-film Disney biasanya menyisipkan nilai-nilai moral yang indah. Contohnya, dalam film Lion King, terdapat nilai yang indah tentang menemukan jati diri.

Simba kecil, anak raja hutan, merasa bersalah karena telah menyebabkan kematian ayahnya. Pamannya yang jahat menuduh dia. Selain itu untuk merebut kekuasaan, pamannya menyuruh hyena untuk membunuh Simba. Karena takut dan sedih Simba melarikan diri sejauh-jauhnya dan berusaha melupakan masa lalu dan kegagalannya. Ia bergaul dengan babi hutan dan meerkat, hewan sejenis musang. Ia makan makanan mereka dan menjalani hidup seperti mereka dan melupakan jati dirinya sebagai raja hutan.

Suatu hari meerkat, temannya itu, diserang oleh singa betina. Simba berusaha menolong temannya dan bergelut dengan singa betina itu. Ternyata singa itu adalah Nala, temannya waktu kecil. Nala meminta Simba untuk kembali dan menyelamatkan kerajaannya dari pamannya yang jahat. Tetapi karena dibayang-bayangi kegagalan pada masa yang lalu, Simba tidak mau kembali. Kemudian baboon, dukun istana, datang dan menyuruh Simba melihat ke air. Simba kaget melihat ayahnya ada di sana. Akhirnya melalui itu ia disadarkan akan jati dirinya dan kembali ke hutan wilayahnya dan merebut kembali takhtanya.

Mungkin kita pernah gagal seperti Simba atau Musa dan tidak berani menghadapi masa lalu kita. Jangan melarikan diri. Bangkitlah. Dengan pertolongan Tuhan kita BISA menemukan jati diri kita dan membereskan kegegalan kita.

(Johny T Wie Liang)

KOTAK HITAM & KOTAK EMAS

Ada di tanganku dua buah kotak yang telah TUHAN berikan padaku untuk dijaga .
Tuhan berkata, “Masukkan semua penderitaanmu ke dalam kotak yang berwarna hitam dan masukkan semua kebahagiaanmu kedalam kotak yang berwarna emas.”
Aku hanya melakukan apa yang TUHAN katakan.
Setiap kali mengalami kesedihan maka aku letakkan ia ke dalam kotak hitam, sebaliknya ketika bergembira maka aku meletakkan kegembiraanku dalam kotak bewarna emas. 
Tapi anehnya, semakin hari kotak berwarna emas semakin bertambah berat sedangkan kotak berwarna hitam tetap saja ringan seperti semula.
Dengan penuh rasa penasaran, aku membuka kotak berwarna hitam.
Kini aku tahu jawabannya. Aku melihat ada lubang besar di dasar kotak berwarna hitam itu, sehingga semua penderitaan yang aku masukkan ke sana selalu jatuh keluar.
Aku tunjukkan lubang itu pada TUHAN dan bertanya, “Kemanakah perginya semua penderitaanku?”
Tuhan tersenyum hangat padaku dan menjawab, “Hamba-Ku, semua penderitaanmu berada pada-Ku.”
Aku bertanya kembali, “TUHAN, mengapa ENGKAU memberikan dua buah kotak, kotak emas dan kotak hitam yang berlubang?”
“Hamba-Ku, kotak emas Ku-berikan agar kau senantiasa menghitung rahmat yang AKU berikan kepadamu, sedangkan kotak hitam Ku-berikan agar kau melupakan penderitaanmu.”
Ingat-ingatlah semua kebahagiaanmu agar kau senantiasa merasakan kebahagiaan.
Campakkanlah penderitaanmu agar kau melupakannya.
Saat TUHAN belum menjawab doamu, IA menambah kesabaranmu…
Saat TUHAN menjawab doamu, IA menambah imanmu…
Saat TUHAN menjawab  yang bukan doa-doamu, IA memilih yang terbaik untukmu..
Di dunia ini tidak ada yang namanya “kebetulan” semua sudah direncanakan…
Tuhan selalu menyediakan yang terbaik tergantung dari pilihan pilihan yang kita ambil…
source: http://www.inrimartha.com/kotak-hitam-kotak-emas

BERJAGA-JAGA

Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya. (Mat. 25:13).

Pada bulan Mei 1984 Majalah National Geographic memuat foto-foto dan gambar-gambar berwarna tentang meletusnya Gunung Vesuvius dan bencana yang melanda kota-kota Romawi: Pompeii dan Herculaneum. Karena Gunung Vesuvius meletus dengan tiba-tiba, banyak orang yang terbunuh dalam keadaan masih menjalankan tugas sehari-hari. Ada orang yang masih berjual beli di pasar. Ada orang kaya yang sedang mandi di bak mandi mewah. Ada budak-budak yang sedang bekerja. Dan ada orang yang sedang berusaha melarikan diri untuk menyelamatkan hartanya.

Hal yang menyedihkan adalah bahwa orang-orang itu sebenarnya tidak perlu harus mati. Sebelum bencana itu terjadi, sudah ada tanda-tanda yang mengiringinya, yang memberi peringatan, yaitu: gempa bumi dan munculnya gumpalan asap yang tebal. Orang-orang itu masih punya kesempatan untuk lari sejauh mungkin dan selamat dari bencana. Tetapi hal itu tidak mereka lakukan, entah karena tidak tahu, sikap acuh tak acuh atau ingin tahu fenomena alam yang luar biasa itu atau karena alasan lainnya.

Tanda-tanda kedatangan Kristus yang kedua kalinya sudah semakin jelas: perang, gempa bumi, bencana alam dan wabah penyakit, krisis ekonomi, kehancuran moral, dan eksploitasi hal-hal yang dahulu dianggap tabu. Jangan sampai anda kedapatan dalam keadaan tidak berjaga-jaga!


(Johny T Wie Liang)

Selasa, 12 Januari 2010

The Love of a Father

Diambil dari sebuah kisah nyata di Amerika Serikat, dan sebuah kisah nyata dalam kehidupan kita.

Love suffers long and is kind; love does not envy; love does not parade itself, is not puffed up; does not behave rudely, does not seek its own, is not provoked, thinks no evil; does not rejoice in iniquity, but rejoices in the truth; bears all things, believes all things, hopes all things, endures all things..1 Corinthians 13:4-7 (NKJV)

Adalah seorang muda yang taat berdoa yang masih berpacaran dengan seorang gadis muda juga yang baik hati. Kedua orang ini adalah dua konglomerat kaya. Sebelumnya mereka pun selalu berdoa, 'Tuhan berikanlah aku pasangan yang menurut Engkau terbaik...' Setelah mereka menikah, keadaan berubah. Maksudnya, doanya berubah menjadi, 'Tuhan, berikanlah kami anak yang terbaik buat kami.' Tetapi setelah 7 tahun mereka menikah, mereka tidak mempunyai anak.

Setelah mereka berdoa dan berdoa, akhirnya mereka mempunyai anak. Dan keadaan, maksudnya doa mereka berubah lagi, 'Tuhan, biarlah anak ini menjadi anak yang terbaik bagi kami.' Dan benar, setelah 9 bulan istrinya mengandung,lalu lahirlah seorang anak bagi mereka. 'Anak laki-laki pak,' kata dokternya. Sang ayah langsung melonjak kegirangan.

Tetapi setelah 3 hari, sang dokter memanggil si ayah ke rumah sakit. Lalu si dokter berkata, 'Pak, dengan berat hati saya harus menyampaikan kabar buruk kepada anda.' Si ayah membalas, 'Kabar apapun, saya siap menerimanya,pak dokter. Saya siap menghadapi yang terburuk' 'Dan hal yang buruk itu adalah, bahwa putra anda tidak akan bertumbuh dengan normal seperti anak-anak yang lain,' jelas si dokter. 'Apa maksud bapak,' si ayah bertanya. Dokter melanjutkan, 'Putra anda menderita sesuatu kecacatan yang tidak dapat disembuhkan. Yaitu cacat mental yang serius.' Sang ayah lalu menitikan air mata dan berkata sambil berdoa, 'Tuhan, apapun yang Engkau berikan kepadaku, aku tahu semuanya baik dan Engkau tidak pernah mencelakakan anak-anakMu.'

But above all these things put on love, which is the bondof perfection. Colossians 3:14 (NKJV)

Sejak itu, kedua orang tua itu membeli ranjang bayi khusus anak mereka dan ditaruh di samping ranjang mereka berdua. Mereka selalu kesulitan untuk mengurus anak mereka tersebut,tetapi mereka menanggung semuanya itu. Beranjak keluar dari umur batita, mereka membuatkan kamar khusus untuk anak mereka tersebut. Anak itu menjadi anak yang sangat istimewa dan menjadi anak mereka satu-satunya. Mereka memberikannya segala yang dia mau dan dia perlukan. Mainan macam-macam, komputer, boneka, dan lain-lain. Dan jika si ayah selesai pulang kerja, ia selalu mengajak si anak bermain. Dengan mainan yang ada atau jika ayahnya membawa mainan yang baru untuk anaknya.Setiap ayahnya pergi keluar misalkan untuk berpesta dengan rekan kerjanya atau teman-temannya yang sedang berbahagia, ia selalu membawa serta istri dan anaknya. Dan di depan rekan-rekan kerjanya atau teman-temannya, ia selalu membanggakan anaknya. 'Woi anak gw nih…ganteng kan ?' Selalu ia mengatakan demikian, karena ia tahu, anaknya ini adalah
anugerah Allah yang terbesar dalam dirinya.. Dan ia sangat mengasihi anak ini, karena ini anaknya. Meskipun dia cacat.

Tetapi setelah anak itu bertumbuh makin dewasa, kecacatannya semakin kelihatan. Kemampuan komunikasinya kurang, jika terjemur matahari sebentar mulutnya akan keluar busa, dan jika sedang berbicara kadang air liurnya menetes. Tetapi meskipun begitu, kedua orang tua tetap sangat sangat menyayangi anak mereka yang cacat itu.

Suatu hari, pagi-pagi sekali anak cacat ini sudah bangun, sekitar pukul 4.30. Dalam pikirannya, 'Hari ini, aku pengen buat sarapan yang speeeeeesial buat papa.' Setelah doa pagi, ia pergi menuju dapur. Ia mengambil potong roti, lalu menaruhnya dalam oven, dan menyetel waktunya sampai 10 menit. Tentu saja hasilnya gosong. Setelah bunyi 'ting', maka anak cacat itu menaruhnya di atas sebuah piring. Lalu ia mengoleskan selai kacang keju yang (amat) sangat banyak, sambil berpikir, 'Harus kasih yang baaaaanyak buat papa, biar ueeeeenak rasanya'.

Setelah itu, ia berlari ke kulkas, lalu mengambil sebutir telur. Dan lalu memanaskan panci di atas kompor, lalu memecahkan telur tersebut dan menuangkan isinya ke dalam panci tersebut, dan langsung menaruhnya di atas piring yang lain, sambil berpikir, 'Kalo aku buatnya cepet, pasti papa seneng, karena gak perlu nunggu lama.' Dan lalu ia bergegas mengambil cangkir, dan mengambil toples kopi bubuk. Jika kita hanya membutuhkan 2 sendok teh, anak cacat ini memakai 5 sendok teh kopi bubuk, sambil berpikir, 'Kalau 2 sendok teh saja sudah harum, apalagi 5, pasti papa suka.' Jadilah kopi yang terasa seperti kopi tua itu. Lalu si anak cacat ini mengambil nampan, lalu dengan hati-hati tanpa menimbulkan bunyi macam-macam, menaruh semua piring yang di atasnya ada roti gosong dan telur mentah dan cangkir kopi tua tersebut, dan menuju kamar ayahnya. Lalu ia membangunkan ayahnya, dan lalu berkata begini, 'Papa, bangun dong, aku udah buat sarapan yang spesiaaaaaaaal buat papa.'

Lalu ayahnya bangun dan melihat dan menghirup aroma 'sedap' dari roti gosong, telur mentah dan kopi tua tersebut. 'Wah pasti enak nih.' Sebelum si ayah melipat tangannya untuk berdoa, si anak berkata, 'Pa, kali ini aku doain makanan ini buat papa ya, ' kan biasanya papa yang doain. OK ya papa?' Sebelum ayahnya sempat mengangguk, si anak cacat ini sudah melanjutkan, 'Papa ikutin ya: Tuhan Yesus, terima kasih, atas makanan ini, yang telah Tuhan sediakan. Terima kasih Tuhan, amin.'

Lalu ayahnya mecoba roti gosong tersebut, dan setelah ayahnya mengunyah gigitan pertama, si anak cacat dengan polosnya bertanya, 'Enak kan pa?'

'Iya, enaaaak sekali,' lalu melanjutkan makan. Setelah roti tersebut habis, ia memakan telur mentah tersebut. Dan si anak bertanya, 'Telurnya enak kan pa? Aku yang masak semuanya loooo….' Si ayah berkata, 'Wah kamu yang masak? Enak sekali nak.' Lalu si ayah melanjutkan memakan telur mentah tersebut. Setelah semua makanan habis, ia mecoba kopi tua itu. Si anak bertanya lagi, 'Harum dan enak kan pa?' Si ayah tanpa expresi mual apapun, membalasnya,

'Pahit, tapi papa suka sekali.' Dan dengan lugunya si anak menjawab, 'Ya iya dong papa, kopi kan pahit…,' karena ia mengira ayahnya sedang bercanda.

Setelah semuanya habis, si ayah membelai kepala anaknya dan berkata 'Ray, kamu tau nggak…' 'Nggak paa,' potong si anak cacat tersebut. Lalu si ayah melanjutkan, 'Kalau semua masakan kamu, enaaaaak sekali.' Lalu si anak menjawab, 'Iya dong pa, kan aku yang masakin, spesiaaaaaal buat papa.' Lalu si ayah berkata lagi, 'Kamu tahu nggak kenapa papa senang hari ini?' Si anak sambil menggelengkan kepala, 'Nggak tau pa….' 'Karena hari ini kamu dah buat sarapan yang, spesiaaaaal buat papa.' Lalu si ayah melanjutkan, 'Ray, kamu tahu gak kenapa papa sayaaaaaaang sekali sama kamu?' Lalu dengan lugunya anak cacat ini menjawab, 'Nggak tahu pa…..' 'Karena kamu anak papa yang udah bikin papa, seneeeeeeeeeeeng banget.' 'Raymond juga, sayaaaaaaaaaang banget sama papa.' Lalu sambil menitikan air mata, ia memeluk anaknya
yang cacat itu, dan berkata kepada anaknya, 'Terima kasih ya nak, karena telah memasakan sarapan roti, telur, dan kopi ini buat papa. Semuanya terasa, enaaaaak sekali.' Lalu si anak menjawab, 'Sama-sama papaah….' Dan si ayah lalu berdoa dalam hatinya, 'Tuhan terima kasih,
karena Engkau sudah memberikan anak yang sangat sayang padaku…'

Anda tahu, siapakah anak cacat dan ayah tersebut?
Kamulah, yang sedang membaca adalah anak yang cacat tersebut.. Seperti anak cacat itu memberikan kepada ayahnya, roti gosong, telur mentah dan kopi tua, juga kita, memberikan apa yang tidak sempurna dari kita untuk Tuhan. Roti gosong, telur mentah dan kopi tua, yang merupakan apa yang tidak sempurna dari kita misalnya, pujian, dan kehidupan kita, Tuhan terima semuanya dengan senang hati, karena Tuhan tahu, bahwa kita melakukannya dengan segenap hati kita yang tertuju pada Bapa di sorga, dan kita ingin melakukan yang terbaik untuk Bapa kita di sorga.

Ingat ini: Bapamu di sorga menyayangimu, apa adamu, apa yang ada padamu, apapun yang engkau berikan dengan segenap hatimu, merupakan sebuah persembahan yang harum. Karena Bapamu mengasihi kamu, sampai-sampai Ia sendiri mengirimkan Anak-Nya untuk turun ke dunia, untuk menebuskan dan mematahkan segala kutuk atas diri kita, dan untuk membayar lunas segala hutang dosa kita dan menebus dosa kita dari maut..

Ingat : Bapamu di sorga mengasihimu.

You are all fair, my love, and there is no spot in you.
Song of Solomon 4:7 (NKJV)

Minggu, 02 November 2008

Biarlah yang Miskin Berkata,"Aku Kaya!"

Suatu hari, ayah dari suatu keluarga yang sangat sejahtera membawa anaknya bepergian ke suatu negara yang sebagian besar penduduknya hidup dari hasil pertanian, dengan maksud untuk menunjukkan bagaimana kehidupan orang-orang yang miskin.

Mereka menghabiskan waktu berhari-hari di sebuah tanah pertanian milik keluarga yang terlihat sangat miskin.

Sepulang dari perjalanan tersebut, sang ayah bertanya kepada anaknya, "Bagaimana perjalanan tadi?"

"Sungguh luar biasa, Pa."

"Kamu lihat kan bagaimana kehidupan mereka yang miskin?" tanya sang ayah.

"Iya, Pa," jawabnya.

"Jadi, apa yang dapat kamu pelajari dari perjalanan ini?" tanya ayahnya lagi.

Si anak menjawab, "Saya melihat kanyataan bahwa kita mempunyai seekor anjing sedangkan mereka memiliki empat ekor. Kita punya sebuah kolam yang panjangnya hanya sampai ke tengah-tengah taman, sedangkan mereka memiliki sungai kecil yang tak terhingga panjangnya. Kita memasang lampu taman yang dibeli dari luar negeri dan mereka memiliki bintang-bintang di langit untuk menerangi taman mereka. Beranda rumah kita begitu lebar mencapai halaman depan dan milik mereka seluas horison. Kita tinggal dan hidup di tanah yang sempit sedangkan mereka mempunyai tanah sejauh mata memandang. Kita memiliki pelayan yang melayani setiap kebutuhan kita tetapi mereka melayani diri mereka sendiri. Kita membeli makanan yang akan kita makan, tetapi mereka menanam sendiri. Kita mempunyai dinding indah yang melindungi diri kita dan mereka memiliki teman-teman untuk menjaga kehidupan mereka."

Dengan cerita tersebut, sang ayah tidak dapat berkata apa-apa.

Kemudian si anak menambahkan, "Terima kasih, Pa, akhirnya aku tahu betapa miskinnya diri kita."

Terlalu sering kita melupakan apa yang kita miliki dan hanya berkonsentrasi terhadap apa yang tidak kita miliki. Kadang kekurangan yang dimiliki seseorang merupakan anugerah bagi orang lain.

Semua berdasar pada perspektif setiap pribadi. Pikirkanlah apa yang akan terjadi jika kita semua bersyukur kepada Tuhan atas anugerah yang telah disediakan oleh-Nya bagi kita daripada kuatir untuk meminta lebih lagi.


Di ceritakan oleh: Joe Gatuslao Philippines